IDXChannel - PT Asri Karya Lestari Tbk (ASLI) resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai emiten pertama di 2024. Usai melantai, perseroan menargetkan pertumbuhan kinerja tahun ini.
Dari sisi pendapatan, perusahaan di bidang infrastruktur ini membidik pendapatan sebesar Rp300 miliar. Lini bisnis konstruksi akan berkontribusi sebesar 90% dan 10% pendapatan perseroan disumbang dari lini bisnis sewa alat.
“Jadi akan ada sekitar pertumbuhan 30%, dengan pencatatan saham di bursa ini kami semakin optimistis,” kata Direktur Utama ASLI, Sudjatmiko usai Seremoni Pencatatan Saham ASLI di Gedung BEI Jakarta, Jumat (5/1/2024).
Saat ini, perseroan sudah mengantongi sejumlah proyek yang akan dikerjakan sepanjang 2024, antara lain pembangunan ruas tol Balikpapan-Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Nilai kontrak proyek tersebut sebesar Rp30 miliar.
Proyek lainnya yang juga sedang dikerjakan perseroan yakni proyek Tol akses Patimban, Tol Serang-Panimbang, Tol Semarang-Demak, serta Tol Probolinggo-Banyuwangi (Probowangi). Selain itu, perseroan juga menggarap pembangunan flyover boulevard Kota Deltamas dan jembatan penghubung menuju kota Bukit Indah.
“Proyek kami memang banyaknya itu proyek strategis nasional, tapi bukan hanya IKN saja,” tutur Sudjatmiko.
Perihal kinerja, ASLI mencatatkan laba bersih sebesar Rp10,75 miliar pada Juni 2023. Angka itu naik 58,62% dari periode yang sama 2022 yang sebesar Rp6,77 miliar.
Dalam prospektus yang dirilis perseroan, kenaikan laba bersih ini ditopang oleh naiknya pendapatan pada periode yang sama. Di mana, pada Juni 2023, perseroan mengantongi pendapatan sebesar Rp82,61 miliar, naik 33,44% dari Juni 2022 yang sebesar Rp61,91 miliar.
Sedangkan dari sisi pengeluaran, beban pokok pendapatan perseroan per Juni 2023 tercatat sebesar Rp56 miliar, terdapat peningkatan sebesar 29,23% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022 yang sebesar 43,33 miliar. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh biaya penyusutan dan material.
Di samping itu, total aset perseroan untuk periode Januari-Juni 2023 adalah sebesar Rp382,75 miliar, naik 4,31% bila dibandingkan dengan total aset perseroan pada Desember 2022 yaitu sebesar Rp366,94 miliar. Peningkatan ini terutama disebabkan peningkatan tagihan bruto pemberi kerja pihak ketiga.
(FAY)