Sejatinya pasar bisnis kargo, sebut Mohammad Iqbal, sangat besar karena Merpati menyasar wilayah Timur Indonesia sebagai target pasarnya yang kurang diperhatikan oleh industri kargo dalam negeri.
“Papua kan sangat membutuhkan perhatian kita, tidak cuma dua rute itu, karena ada rute lagi dari Oksibil ke pegunungan tengah. Misalnya ke Bintuni itu juga perlu pesawat kargo,” terangnya.
Selain bantuin berupa penyewaan pesawat, pendapatan yang didapat dari bisnis kargo ini akan diambil Merpati tanpa masuk ke dompet Garuda maupun Citilink kecuali biaya sewa pesawat.
Hal tersebut adalah upaya Garuda Indonesia Group membantu Merpati memulihkan keuangannya. “Working capital akan kita bantu dulu lah. Lama-lama nanti bisa berdiri ya kan, ini yang namanya sinergi BUMN,” pungkasnya. (*)