Irfan mengungkapkan, pada fase keberangkatan ini Garuda Indonesia mencatatkan On Time Performance (OTP) sebesar 88,9%. Perseroan pun berupaya mengoptimalkan dukungannya terhadap layanan penerbangan Haji khususnya dalam memastikan layanan penerbangan yang aman, nyaman serta seamless bagi seluruh jamaah Haji Indonesia.
“Komitmen tersebut kami optimalkan melalui kesiapan operasional penerbangan serta koordinasi secara intensif dengan berbagai stakeholder khususnya untuk memastikan layanan penerbangan haji bagi seluruh jamaah dapat berjalan lancar dan tepat waktu,” papar Irfan.
Kendati demikian, penerbangan haji tahun ini menghadirkan tantangan tersendiri bagi Garuda. Total jumlah jamaah lansia asal Indonesia, yang mencapai lebih dari 30 persen, tercatat merupakan yang terbesar dalam 10 tahun terakhir
Irfan menjelaskan, golongan jamaah tersebut memerlukan pemenuhan sejumlah kebutuhan penunjang keselamatan dan kenyamanan, seperti ketersediaan kursi roda, priority boarding, emergency equipment, dan yang paling utama adalah kesiapan petugas darat serta awak kabin dalam membantu para jemaah lansia, mulai dari pre-flight, in-flight, hingga post-flight.
Garuda Indonesia pun akan mempersiapkan penerbangan fase II atau kepulangan yang dilaksanakan mulai tanggal 4 Juli hingga 3 Agustus 2023 mendatang. Irfan mengatakan, pihaknya akan terus memantau kesiapan operasional kepulangan Penerbangan Haji 1444/2023 melalui koordinasi intensif bersama seluruh stakeholders dan otoritas kebandarudaraan terkait.
“Hal itu untuk memastikan proses kepulangan haji tahun ini dapat berjalan baik dan lancar, sehingga para jemaah bisa mendapatkan pelayanan yang aman serta nyaman dan tiba kembali di Tanah Air dengan selamat,” pungkasnya.
(FRI)