IDXChannel - Maskapai PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatat kenaikan rugi bersih pada semester I-2025 di tengah tingginya beban operasional dan pemeliharaan armada.
Sepanjang Januari-Juni, emiten dengan kode GIAA itu rugi USD143,7 juta atau setara Rp2,36 triliun. Kerugian itu membengkak 41 persen dibandingkan periode yang sama 2024 sebesar USD100 juta.
Dalam laporan keuangan auditan yang diterbitkan Selasa (23/9/2025), pendapatan usaha Garuda turun 4,5 persen menjadi USD1,55 miliar. Seluruh segmen turun, termasuk penerbangan berjadwal yang menyumbang 76 persen terhadap pendapatan.
Beban usaha Garuda tercatat tinggi mencapai USD1,5 miliar. Beban operasional penerbangan menembus USD765 juta serta beban pemeliharaan dan perbaikan mencapai USD319 juta. Kedua pos ini berkontribusi 72 persen terhadap total beban usaha Garuda.
Selain itu, Garuda juga menanggung beban keuangan yang mencapai USD251 juta. Alhasil, rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai USD143,7 juta.