Indeks dolar telah naik ke level tertinggi dalam tiga bulan terakhir di level 105,88 pada 8 Maret lalu, sesaat sebelum meluncur ke level terendah 101,91 minggu lalu karena sentimen perbankan yang terus bergulir dalam tiga pekan terakhir.
Turbulensi di sektor perbankan juga telah mengubah ekspektasi pasar terhadap kemungkinan jalur kenaikan suku bunga The Federal Reserve lanjutan.
Lemahnya dolar juga berdampak pada kuatnya rupiah. Pada perdagangan Selasa (28/3), rupiah dibuka menguat 48 poin atau 0,32% ke posisi Rp15.115 per dolar AS. Ini lebih kuat jika dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.163 per dolar AS.
Di tengah penurunan dolar, indeks emas berjangka terpantau naik, tetapi emas spot masih mengalami penurunan.
Harga emas naik di awal perdagangan Asia pada Selasa (28/3), tetapi masih jauh di bawah level tertinggi baru-baru ini karena kenaikan indeks harga saham dan harapan meredanya krisis perbankan AS. Kondisi ini membuat investor menjauh dari aset safe haven.