sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Geliat Trio Saham Boy Thohir: Intip Katalis dan Proyeksi AADI, ADMR, dan ADRO

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
09/10/2025 10:40 WIB
Tiga saham emiten yang terafiliasi dengan Garibaldi ‘Boy’ Thohir dan konsorsiumnya kompak menguat pada perdagangan Rabu (9/10/2025).
Geliat Trio Saham Boy Thohir: Intip Katalis dan Proyeksi AADI, ADMR, dan ADRO. (Foto: Alamtri Minerals)
Geliat Trio Saham Boy Thohir: Intip Katalis dan Proyeksi AADI, ADMR, dan ADRO. (Foto: Alamtri Minerals)

IDXChannel – Tiga saham emiten yang terafiliasi dengan Garibaldi ‘Boy’ Thohir dan konsorsiumnya kompak menguat pada perdagangan Rabu (8/10/2025) di tengah sederet katalis fundamental yang menguat hingga perubahan rekomendasi dari analis.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR) naik 5,07 persen ke level Rp1.450 per unit pada Kamis (9/10/2025) hingga pukul 10.25 WIB. Sehari sebelumnya, saham ADMR melesat hingga menyentuh auto rejection atas (ARA) sebesar 25 persen.

Kenaikan tajam ADMR pada Rabu turut mendorong pergerakan positif saham-saham lain milik Boy Thohir. Saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) melambung 11,00 persen pada Rabu, sebelum terkoreksi 3,30 persen ke Rp8.050 per unit pada perdagangan hari ini akibat aksi ambil untung.

Saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) juga mencatat lonjakan 12,12 persen kemarin. Namun, pagi ini saham ADRO terkoreksi 2,16 persen ke level Rp1.815 per unit.

Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai prospek ADMR semakin cerah seiring rencana penyelesaian proyek smelter aluminium milik perusahaan.

“Pemaparan managemen memberikan optimisme perusahaan atas kelanjutan proyek smelter aluminium yang diperkirakan akan mulai beroperasi pada akhir tahun ini,” ujar Michael, Kamis (9/10/2025).

Ia menambahkan, kapasitas produksi tahap awal dari fasilitas ini cukup signifikan. “Pada tahap awal, fasilitas ini ditargetkan mampu memproduksi hingga 500.000 ton aluminium ingot per tahun,” imbuh dia.

Michael juga menyoroti faktor harga komoditas yang mendukung. “Perlu dicatat juga, dari harga aluminium yang saat ini berada di sekitar USD2.800 per ton. Ini akan meningkatkan earnings dari ADMR itu sendiri,” katanya.

Sementara, Macquarie meningkatkan rekomendasi saham ADRO dari neutral menjadi outperform, dengan target harga ditetapkan di Rp2.000 per saham. Analis Macquarie Dony Setiady menjadi pihak yang menaikkan peringkat saham emiten ini.

Langkah tersebut menandai perubahan pandangan setelah dalam satu tahun terakhir Macquarie sempat memberikan rekomendasi neutral sebanyak dua kali dan underperform satu kali.

Data historis menunjukkan, saham Alamtri Resources mencatat penurunan rata-rata 27 persen selama periode diberi peringkat neutral, dan turun 7,6 persen saat berperingkat underperform.

Kemudian, UOB Kay Hian menyoroti prospek positif AADI dengan fokus pada imbal hasil dividen yang tinggi dan siklus harga batu bara yang menguntungkan.

Dalam riset yang terbit 7 Oktober 2025, UOB Kay Hian memperkirakan dividen yield AADI dapat mencapai 12–16 persen, seiring perusahaan memasuki fase generatif kas setelah pelunasan utang.

Belanja modal besar akan berakhir tahun ini, dan ke depan hanya akan difokuskan pada pemeliharaan senilai USD220-USD250 juta per tahun. Kondisi ini diperkirakan meningkatkan arus kas bebas dan mendukung pembayaran dividen yang stabil, sekaligus menjaga fleksibilitas neraca.

AADI—yang merupakan hasil spin-off dari ADRO dan tercatat di bursa sejak Desember 2024—juga tengah menjalankan program pembelian kembali (buyback) saham hingga RUPS 2026.

Dari sisi pasar, UOB Kay Hian mencatat musim dingin berpotensi mengangkat harga batu bara global. Secara historis, harga Newcastle 6.000 rata-rata naik 72 persen dari kuartal pertama ke kuartal keempat dalam periode 2021–2024, bahkan sempat melonjak lebih dari 130 persen pada 2022.

Pola musiman ini memberi angin segar bagi produsen seperti AADI, yang 75 persen volume penjualannya berasal dari ekspor.

Secara kinerja, laba AADI diperkirakan akan menurun pada 2025 akibat harga jual rata-rata yang lebih rendah, namun pulih secara moderat pada 2026 seiring stabilnya harga dan menurunnya biaya unit.

Dengan margin EBITDA yang stabil di kisaran 23–24 persen dan berkurangnya beban depresiasi serta biaya keuangan, perusahaan diperkirakan mampu menjaga ketahanan laba per saham (EPS), ditopang kebijakan dividen dan program buyback.

UOB menetapkan rekomendasi beli untuk saham AADI dengan target harga Rp13.000 per unit. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement