“Pemaparan managemen memberikan optimisme perusahaan atas kelanjutan proyek smelter aluminium yang diperkirakan akan mulai beroperasi pada akhir tahun ini,” ujar Michael, Kamis (9/10/2025).
Ia menambahkan, kapasitas produksi tahap awal dari fasilitas ini cukup signifikan. “Pada tahap awal, fasilitas ini ditargetkan mampu memproduksi hingga 500.000 ton aluminium ingot per tahun,” imbuh dia.
Michael juga menyoroti faktor harga komoditas yang mendukung. “Perlu dicatat juga, dari harga aluminium yang saat ini berada di sekitar USD2.800 per ton. Ini akan meningkatkan earnings dari ADMR itu sendiri,” katanya.
Sementara, Macquarie meningkatkan rekomendasi saham ADRO dari neutral menjadi outperform, dengan target harga ditetapkan di Rp2.000 per saham. Analis Macquarie Dony Setiady menjadi pihak yang menaikkan peringkat saham emiten ini.
Langkah tersebut menandai perubahan pandangan setelah dalam satu tahun terakhir Macquarie sempat memberikan rekomendasi neutral sebanyak dua kali dan underperform satu kali.