Lonjakan harga terjadi setelah Israel melancarkan serangan pendahuluan terhadap Iran, yang secara signifikan memicu kekhawatiran atas konflik yang lebih luas di Timur Tengah.
Mengutip Trading Economics, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menetapkan status darurat khusus dan memperingatkan kemungkinan serangan rudal dan drone yang menargetkan warga sipil.
Permintaan terhadap aset lindung nilai juga meningkat akibat ketidakpastian yang berkembang terkait kebijakan perdagangan AS.
Presiden Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif sepihak untuk menekan mitra dagang, meskipun Menteri Keuangan Scott Bessent mengisyaratkan bahwa jeda tarif selama 90 hari saat ini bisa diperpanjang.
Dari sisi ekonomi, data inflasi konsumen dan produsen AS yang lebih lemah dari perkiraan awal pekan ini mendorong ekspektasi pemangkasan suku bunga lanjutan oleh Federal Reserve (The Fed) di 2025, yang turut mendukung harga aset tanpa imbal hasil seperti emas. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.