Di samping itu, perseroan memiliki kas dan neraca yang solid, dengan kas, setara kas, dan deposito jangka pendek senilai Rp25,2 triliun pada 30 September 2023.
Tingkat penggunaan bersih kas (Net Cash Burn) berkurang 76% dibandingkan tahun sebelumnya. Sehingga, kata Jacky Lo, perseroan memiliki modal lebih dari cukup untuk menjalankan kegiatan bisnisnya dan mengeksekusi rencana saat ini.
"Melihat kondisi pertumbuhan kinerja perseroan dan posisi kas tersebut itulah yang membuat GOTO membatalkan rencana IPO internasional," pungkasnya.
(YNA)