Pada beberapa kesempatan, Patrick Walujo selalu menegaskan untuk tidak lagi melakukan bakar uang secara berlebihan untuk mengejar pertumbuhan. Investor kawakan memilih pertumbuhan yang berkualitas demi neraca keuangan yang sehat dan fundamental kuat.
Kalau pun melakukan ekspansi untuk genjot volume transaksi, GoTo di bawah kemudi Patrick memilih strategi yang unik seperti memperkenalkan mode hemat di semua layanan. Inovasi ini memungkinkan GOTO melayani semua segmen dengan cara berbeda.
"Kami percaya potensi upside akan didorong oleh kemampuan GOTO dalam mencetak EBITDA yang disesuaikan impas pada 4Q23 yang dapat membuat konsensus merevisi ke atas outlook kinerja serta menghilangkan kekhawatiran investor soal likuiditas perusahaan" tulis JPMorgan dalam risetnya.
Alasan lain mengapa JPMorgan merekomendasikan saham GOTO adalah bobotnya yang besar. Menurut catatannya GOTO memiliki bobot sekitar 3,5% dari IHSG dan sekitar 5% dari indeks MSCI. Bobot ini menjadikan GOTO sebagai salah satu incaran para pengelola dana yang merilis produk investasi dengan underlying asset saham MSCI.
(*)