Selain itu, perseroan mengklaim kinerja terus membaik setelah melampaui target impas balik (breakeven) atas EBITDA yang Disesuaikan pada 2024. Kondisi ini mencerminkan kemajuan terus menerus dalam pertumbuhan dan profitabilitas.
Hingga 31 Maret 2025, posisi kas dan setara kas GOTO mencapai Rp21 triliun. Angka tersebut sudah termasuk dalam bentuk deposito berjangka, sehingga menyediakan likuiditas yang cukup untuk mendukung kebutuhan operasi dan inisiatif strategis.
GOTO telah menjadwalkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 18 Juni 2025 untuk meminta persetujuan pemegang saham atas rencana buyback. Jika disetujui, maka proses buyback dilaksanakan dalam 12 bulan ke depan hingga 18 Juni 2026.
Buyback akan dihentikan jika memenuhi salah satu tiga kondisi berikut. Pertama, jangka waktu buyback berakhir. Kedua, dana yang dikeluarkan sudah mencapai Rp3,3 triliun, dan terakhir, akan dihentikan bila dianggap perlu oleh manajemen.
(Rahmat Fiansyah)