Menurut Kurniawan, grup terus fokus pada dua pilar utama, yakni layanan dan manufaktur termasuk pembuatan komponen presisi, fabrikasi, instalasi, serta penyediaan mesin dan peralatan untuk sektor industri dan konstruksi. Dengan masuknya GPSO ke jaringan Tjokro, mereka berharap dapat memperkuat posisi sebagai penyedia solusi menyeluruh dari hulu ke hilir.
“Kami tidak hanya membuat component lokal untuk otomotif, tetapi juga siap melayani kebutuhan mesin, dari pembuatan, fabrikasi, sampai instalasi, untuk industri berat dan proyek infrastruktur,” katanya.
Dengan akuisisi ini, Tjokro Group menunjukkan ambisi memperluas portofolio bisnis, memanfaatkan kapabilitas GPSO dalam perdagangan besar mesin dan peralatan industri untuk memperkuat layanan fabrikasi & konstruksi.
Dengan masuknya Tjokro Group sebagai pemegang saham pengendali GPSO, ada potensi perubahan signifikan dalam lanskap industri manufaktur, konstruksi, dan penyediaan mesin di Indonesia. Pemanfaatan kapabilitas lokal untuk memenuhi kebutuhan mesin dan komponen, mendukung program penggunaan komponen lokal (TKDN), serta mengurangi ketergantungan impor.
Kemungkinan integrasi vertikal, dari pembuatan komponen, fabrikasi mesin, sampai distribusi dan instalasi, yang memungkinkan efisiensi biaya dan konsistensi kontrol kualitas. Peluang ekspansi ke sektor industri berat, konstruksi, dan proyek besar infrastruktur, sejalan dengan kebutuhan nasional akan pembangunan.