William menjelaskan, usai akuisisi, LABA akan fokus menggarap bisnis energi baru dan terbarukan (EBT) dengan produk seputar baterai kendaraan listrik untuk membuka pasar. Dalam proses ini, peran Gotion sangat krusial dan saling melengkapi dengan perseroan.
"Competitive advantage (keunggulan kompetitif) kami terletak di inovasi bisnis dan juga aliansi atau mitra kami yang dekat dengan perusahaan EBT, baik di internasional maupun nasional," katanya.
Sebagai informasi, Gotion merupakan perusahaan EBT, khususnya baterai kendaraan listrik dan sistem penyimpanan energi asal China. Beberapa produk yang dihasilkan perusahaan di antaranya baterai Lithium Iron Phospate (LFP) dan battery cell.
Di Indonesia, Gotion menjejakkan kaki sejak 2022 dengan mendirikan pabrik di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Produk-produk Gotion dipergunakan untuk sejumlah pabrikan seperti Wuling, DFSK, Neta, Swap, dan Volta.
Saat ini, PT Nev Stored Energy dan PT Longpin Investasi Indonesia menjadi pemegang saham terbesar LABA dengan porsi masing-masing 50,75 persen dan 21,75 persen. Sementara sisanya dimiliki publik 27,5 persen.
(Rahmat Fiansyah)