IDXChannel - Nilai mata uang Rupiah hari ini dibuka melemah terhadap Dolar Amerika Serikat pada perdagangan awal pekan, Senin (20/12/2021).
Pantauan di pasar spot Bloomberg hingga pukul 09:10 WIB, mata uang Garuda turun 26 poin atau -0,18% di harga Rp14.381 per 1 Dolar AS.
Selain Rupiah, sebagian besar mata uang negara Asia terpantau bergerak menurun terhadap USD, ketika indeks Dolar AS mengguat 0,10% di level USD96,66.
Dolar Hong Kong turun -0,01% di 7,8035, Yen Jepang naik 0,08% di 113,58, dan Ringgit Malaysia anjlok -0,26% di 4,2280.
Dolar Taiwan merosot -0,10% di 27,855, Baht Thailand melemah 0,54% di 33,500, Peso Filipina terpuruk -0,21% di 49,975, dan Won Korea Selatan tertekan -0,13% di 1.189,30.
Yuan China longsor -0,05% di 6,3779, sementara sisannya juga menurun seperti Dolar Singapura turun -0,03% di 1,3675, dan Dolar Australia anjlok -0,07% di 0,7119.
Sentimen pasar uang pagi ini datang dari indeks Dolar yang cukup cemerlang merespons Federal Reserve yang mengisyaratkan kenaikan suku bunga era pandemi pertama kali bisa terjadi pada awal Maret 2022.
Pejabat Fed Chris Waller memastikan bahwa kenaikan suku bunga tidak akan lama setelah bank sentral Amerika Serikat mengakhiri pembelian obligasinya pada Maret.
"Kabar ini memberi dorongan terhadap Dolar yang sekarang sedang mengincar titik tertinggi baru," kata Analis Pepperstone di Melbourne, Chris Weston, dilansir Reuters, Senin (20/12/2021).
Laju penguatan greenback ini merupakan tertingginya sejak Juli 2021, meskipun sempat diterpa penurunan dalam beberapa waktu terakhir berkat kabar penyebaran varian Omicron.
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan pada Sabtu kemarin (18/12) bahwa jumlah kasus Omicron berlipat ganda dalam 1,5 hingga 3 hari di berbagai belahan dunia. Asumsi dampak Omicron masih menjadi penyeimbang Dolar di pasar.
(NDA)