Hal tersebut seiring pendapatan bersih GGRM tumbuh 1,50 persen yoy menjadi Rp29,73 triliun yang diiringi penurunan beban pokok 2,47 persen yoy menjadi Rp25,37 triliun.
Alhasil, laba bruto GGRM tumbuh 33,10 persen yoy menjadi Rp4,35 triliun yang akhirnya menopang pertumbuhan laba bersih seperti disebut di atas.
Ini menjadi sedikit angin segar bagi investor emiten rokok lantaran industri ini dianggap memasuki masa senja (sunset industry) di tengah kenaikan agresif cukai rokok beberapa tahun terakhir. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.