Reuters menyebutkan, batu bara Indonesia sangat populer di kalangan utilitas pesisir China bagian selatan karena kandungan sulfurnya yang relatif rendah dan memungkinkan batubara tersebut menyatu dengan baik dengan pasokan domestik yang mengandung sulfur lebih tinggi.
Minat China terhadap batu bara Indonesia telah membantu kenaikan harga, dengan lembaga pelaporan harga komoditas Argus memperkirakan bahan bakar dengan kandungan energi 4.200 kilokalori per kg (kkal/kg) berada pada harga USD58,94 per metrik ton menjelang akhir November lalu.
Penguatan harga batu bara juga didukung oleh data impor batu bara India yang meningkat pada November.
Impor batu bara termal India melonjak 6 persen secara tahunan pada 2023, sementara impor batu bara kokas India pada November 2023 meningkat 19 persen secara bulanan. (ADF)