Mistry mematok produksi Malaysia pada 2022 akan naik menjadi 18,2-18,5 juta ton, dibandingkan dengan 18,1 juta ton tahun lalu. Sedangkan output dari Indonesia diperkirakan juga akan naik sebesar 3 juta ton. Ke depan, Mistry memperkirakan suku bunga dan resesi akan menjadi pemicu.
"Saat pasar melihat sinyal inflasi telah mereda, kita kemungkinan akan melihat adanya pemulihan di pasar, yang mungkin terjadi dalam dua bulan terakhir tahun ini," tandasnya.
(FAY)