Seorang trader berbasis di Kuala Lumpur mengatakan, dikutip Reuters, harga CPO terutama tertekan oleh pelemahan pasar minyak nabati pesaing.
Kontrak palm olein di Dalian masih berada di zona merah setelah mengalami penurunan pada perdagangan sebelumnya. Selain itu, penguatan ringgit yang bertahan di kisaran 4,08 turut membuat pembeli menahan diri.
Survei kargo memperkirakan, dikutip dari Trading Economics, pengapalan minyak sawit Malaysia pada periode 1-15 Desember turun sekitar 15,9 persen hingga 16,4 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Sementara itu, data resmi menunjukkan ekspor minyak sawit pada November turun 9,3 persen secara tahunan, berbalik arah dari lonjakan 24 persen pada Oktober.
Di sisi lain, Malaysia menurunkan harga referensi minyak sawit mentah untuk Januari 2026, sekaligus memangkas bea ekspor menjadi 9,5 persen. Langkah ini diperkirakan dapat membantu menopang pengapalan dalam beberapa bulan ke depan.