Analis senior Fastmarkets Palm Oil Analytics, Sathia Varqa, mengatakan, kontrak berjangka CPO mengalami rebound setelah dua hari berturut-turut mengalami penurunan, meskipun minyak nabati terkait di Dalian Commodity Exchange dan Zhengzhou Commodity Exchange ditutup lebih rendah.
"Harga mungkin akan berkonsolidasi dan stabil menjelang perkiraan produksi dari Asosiasi Minyak Sawit Malaysia dan data resmi dari Dewan Minyak Sawit Malaysia," katanya kepada Bernama.
Ia menambahkan, optimisme terhadap ekspor September yang kuat juga bisa mendukung kenaikan harga lebih lanjut.
Menurut Intertek Testing Services (ITS), ekspor minyak sawit Malaysia dari 1-5 September naik 9,2 persen menjadi 214.410 ton dibandingkan dengan 196.350 ton pada periode yang sama di bulan Agustus.
Relaksasi Ekspor Sawit RI
Kabar lainnya, Indonesia, yang notabene pengekspor minyak sawit terbesar di dunia, berencana menurunkan tarif pungutan ekspor minyak tropis tersebut untuk meningkatkan daya saing terhadap minyak nabati lain dan meningkatkan pendapatan petani, kata seorang pejabat pemerintah pada Rabu.