Pedagang senior minyak sawit dari Interband Group of Companies, Jim Teh, memproyeksikan kontrak berjangka CPO akan diperdagangkan dalam kisaran MYR3.730 hingga MYR3.830 per ton pekan ini, didorong oleh permintaan yang kuat dari pasar utama seperti China, India, dan Uni Eropa.
“Dari segi stok, kami menantikan rilis angka dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB) pada 10 September, yang jatuh pada Selasa, untuk posisi stok Agustus. Dengan cuaca yang menguntungkan, stok mungkin akan meningkat,” ujarnya.
Dia juga menambahkan bahwa permintaan fisik diharapkan datang dari pasar biasa seperti China, India, Pakistan, negara-negara Timur Tengah, Uni Eropa, dan Amerika Serikat (AS).
Kewaspadaan juga meningkat setelah Reuters memprediksi, stok minyak sawit Malaysia naik ke level tertinggi dalam enam bulan pada akhir Agustus, seiring dengan lemahnya ekspor.
Menurut Trading Economics, Jumat (6/9), surveyor kargo Intertek Testing Services melaporkan pengiriman negara tersebut turun hampir 10 persen secara bulanan.