Namun, belakangan ini harganya kalah bersaing dengan minyak kedelai dan minyak bunga matahari karena pasokan yang melimpah, sehingga mengurangi pembelian dari negara utama seperti India dan China.
"Secara tradisional (minyak sawit) selalu yang termurah, tetapi sekarang harganya sangat kompetitif dengan minyak kedelai dan minyak bunga matahari. Dengan menurunkan (pungutan ekspor), kami berharap dapat meningkatkan kesejahteraan petani kecil dan daya saing harga," kata Dida Gardera, pejabat senior di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, kepada Reuters, dikutip dari The Edge Malaysia, Rabu (4/9/2024) lalu.
Petani kecil sering mengeluh bahwa eksportir menawarkan harga yang lebih murah untuk buah sawit mereka sebagai kompensasi atas pajak ekspor yang lebih tinggi.
Berdasarkan aturan saat ini, Indonesia memberlakukan pungutan antara USD55 hingga USD240 per metrik ton untuk ekspor minyak sawit mentah, tergantung pada harga global minyak sawit, yang dikenakan di atas pajak ekspor terpisah.
Ada 17 kategori pungutan, dengan tarif terendah berlaku ketika harga minyak sawit di bawah USD680 per ton, dan tarif tertinggi ketika harga di atas USD1.430 per ton.