Hal ini didorong permintaan kuat dari pembeli terbesar, India, pada Oktober. Para pelaku industri di India aktif mengisi kembali stok yang sempat menipis akibat rendahnya impor sebelumnya dan tingginya permintaan selama musim perayaan.
Namun, sentimen positif ini agak teredam oleh kehati-hatian menjelang rilis estimasi ekspor November dari penyurvei kargo serta data PMI resmi dari China, yang merupakan konsumen utama minyak sawit.
Dalam waktu dekat, permintaan diperkirakan masih lesu, tetapi diproyeksikan pulih menjelang perayaan Tahun Baru Imlek dan Ramadan.
Proyeksi CPO di 2025
Menurut riset Algo Research, pada 26 November 2024, beberapa faktor utama mendorong lonjakan harga CPO ke level sekitar MYR4.600 per ton, naik 22 persen sejak posisi terendah September 2024.
Pertama, fenomena El Nino dan risiko geopolitik telah mengurangi pasokan ekspor, mendorong kenaikan harga 14 persen pada Oktober.