Permintaan yang kuat dari China menjelang festival Tahun Baru Imlek terus meningkatkan sentimen. Sementara itu, produksi minyak sawit di Malaysia diperkirakan turun pada bulan Januari, meskipun penurunan produksi selama 1-20 Januari lebih kecil dari proyeksi awal yaitu penurunan sebesar 15 hingga 18 persen.
Kuala Lumpur telah mempertahankan pajak ekspor minyak sawit mentah pada bulan Februari sebesar 8 persen dan memotong harga referensinya. Sementara pasar Malaysia akan tutup pada hari Kamis (25/1) karena hari libur.
Menurut S&P Global Commodity Insight pada 22 Desember 2023, harga minyak sawit rata-rata diperkirakan akan lebih tinggi secara global pada tahun 2024. Ini karena stagnasi produksi di negara produsen utama, Indonesia dan Malaysia. Serta, meningkatnya permintaan akan penggunaannya dalam pembuatan biodiesel akan menekan pasokan di tahun mendatang.
Pada 2024, harga minyak sawit mentah berjangka bulan ketiga di bursa komoditas Malaysia diperkirakan rata-rata sebesar MR4,000/mt (USD856,44/mt), menurut perkiraan median dari 11 pasar dan lembaga pemerintah yang disurvei oleh S&P Global Commodity Insights.
Kontrak acuan minyak sawit tahun lalu rata-rata mencapai MR3.798/mt alias turun 23 persen dari tahun 2022, dan sebagian besar sejalan dengan perkiraan harga S&P Global sebesar MR3.800/mt pada 3 Januari 2023.