Harga minyak sawit kerap mengikuti pergerakan harga minyak nabati saingan, karena bersaing dalam pangsa pasar global.
Ringgit Malaysia, mata uang perdagangan minyak sawit, menguat 0,07 persen terhadap dolar AS, sehingga membuat komoditas ini sedikit lebih mahal bagi pembeli luar negeri.
Di sisi lain, harga minyak dunia nyaris tak bergerak karena pelaku pasar mempertimbangkan dampak dari kemungkinan kegagalan perundingan nuklir AS-Iran, permintaan fisik kuat di Asia untuk kontrak bulan depan, dan prospek makroekonomi China yang masih hati-hati.
Sementara itu, lembaga survei kargo Intertek Testing Services dan AmSpec Agri Malaysia diperkirakan merilis estimasi ekspor Malaysia untuk periode 1–20 Mei pada hari yang sama.
Malaysia juga menurunkan harga referensi minyak sawit mentah untuk Juni ke tingkat yang menempatkannya dalam kisaran bea ekspor sebesar 9,5 persen, sebagaimana tercantum dalam surat edaran di situs resmi Malaysian Palm Oil Board.