Indeks dolar AS naik 0,4 persen, membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. “Meningkatnya selera risiko di pasar global awal pekan ini menjadi sentimen negatif bagi logam mulia,” kata analis senior di Kitco Metals, Jim Wyckoff.
Analis Citi menilai, berakhirnya penutupan sebagian pemerintahan AS dan kemungkinan pengumuman kesepakatan dagang AS-China bisa mendorong harga emas bergerak stabil dalam dua hingga tiga pekan ke depan.
Harga spot perak (XAG/USD) anjlok 7,6 persen ke USD48,49 per ons. “Perak terpeleset cukup dalam hari ini dan menyeret seluruh kompleks logam turun,” ujar Wong.
Wong menambahkan, “Tampaknya ada level puncak jangka pendek di USD54, dan selama sentimen masih goyah di bawah USD50, perak kemungkinan bergerak sideways dengan volatilitas tinggi selama harga emas tetap relatif kuat.”
Para pelaku pasar kini menantikan rilis data indeks harga konsumen (CPI) AS untuk September pada Jumat mendatang, yang sempat tertunda akibat penutupan pemerintahan AS.