"Jika ketegangan meningkat, daya tarik emas sebagai aset lindung nilai akan semakin kuat. Sebaliknya, kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina bisa sedikit meredakan pasar."
"Para investor yang tertekan mencari aset safe haven utama," kata, trader logam independen, Tai Wong.
Sebagai aset yang kerap menjadi pelindung nilai di tengah ketidakpastian geopolitik, emas naik hampir 14 persen sepanjang 2025. Lonjakan ini sebagian besar didorong oleh kekhawatiran terhadap dampak perang tarif serta aksi jual di pasar saham.
"Manajer aset riil, terutama di Barat, membutuhkan guncangan di pasar saham dan perlambatan ekonomi untuk kembali melirik emas — dan itulah yang sedang terjadi sekarang," ujar Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank, Ole Hansen.
Permintaan dari bank sentral juga turut menopang harga emas. China, sebagai pembeli utama, terus menambah cadangan emasnya selama empat bulan berturut-turut hingga Februari.