Menurut Ratih, pelaku pasar mulai menimbang dollar AS yang mulai bergerak turun, dan mengincar emas sebagai aset safe haven. Selain suku bunga, sentimen yang mendorong adalah aksi bank sentral di beberapa negara yang melakukan aksi akumulasi emas sebagai cadangan devisanya.
"Berdasarkan data World Gold Council, pada November 2022 bank sentral secara global mengakumulasi 50 ton emas atau meningkat 47% MoM," tandas Ratih.
(DES)