IDXChannel - Harga emas dunia pada pekan ini diperkirakan bergerak terbatas dengan kecenderungan stagnan.
Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi menilai, peluang harga emas menembus level psikologis USD4.000 per troy ounce masih cukup kecil.
"Harga emas dunia kemungkinan besar bergerak di level support USD3.823,90 dan resistance USD3.955,17 per troy ounce untuk sepekan ke depan," ujar Ibrahim dalam risetnya, dikutip Senin (6/10/2025).
Untuk perdagangan harian, Ibrahim memperkirakan harga emas akan bergerak di kisaran USD3.854,80-USD3.916,50 per troy ounce. Sementara di pasar domestik, harga logam mulia diproyeksikan stagnan di rentang Rp2.150.000-Rp2.210.000 per gram.
Menurut Ibrahim, salah satu faktor utama yang menopang harga emas global adalah meningkatnya ketegangan geopolitik, terutama di kawasan Eropa dan Timur Tengah.
"Perang Rusia–Ukraina belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Negara-negara G7 justru memperkuat tekanan terhadap Rusia, sementara intelijen Ukraina mulai menargetkan infrastruktur energi Rusia," ungkapnya.
Namun, dari Timur Tengah muncul kabar yang sedikit meredakan ketegangan. Hamas dikabarkan menerima proposal perdamaian yang diinisiasi oleh Presiden Donald Trump.
“Langkah ini berpotensi menciptakan stabilitas di kawasan, sehingga dapat sedikit menekan harga emas dunia,” ujar dia.
Selain faktor geopolitik, Ibrahim juga menyoroti kondisi pemerintahan Amerika Serikat yang saat ini mengalami penutupan sebagian (government shutdown) akibat belum tercapainya kesepakatan anggaran antara Partai Republik dan Partai Demokrat.
Meski demikian, dia menegaskan bahwa kondisi ini tidak berarti Amerika Serikat berada di ambang kebangkrutan.
Dari sisi kebijakan moneter, Ibrahim memperkirakan Federal Reserve (The Fed) akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada pertemuan Oktober mendatang, dengan probabilitas mencapai 98 persen. Dia juga memproyeksikan ada potensi dua kali lagi penurunan suku bunga hingga akhir tahun.
“Ekspektasi pemangkasan suku bunga turut mendukung harga emas, karena membuat dolar AS sedikit melemah,” katanya.
Di pasar dalam negeri, penguatan nilai tukar rupiah pada akhir pekan lalu menjadi salah satu faktor yang menahan kenaikan harga emas lokal.
“Rupiah sempat menguat karena efek shutdown pemerintahan federal AS, sehingga harga logam mulia di dalam negeri tetap tertahan,” kata Ibrahim.
Secara teknikal, ia menilai harga emas dunia berpotensi bertahan di kisaran USD3.800-USD3.950 per troy ounce sebelum kembali menguji level psikologis USD4.000.
"Jika rupiah terus menguat, harga emas di pasar domestik bisa bergerak menuju Rp2.500.000 per gram untuk emas 99,99 persen," ujarnya.
(DESI ANGRIANI)