Lebih lanjut ia menuturkan, data dari Inggris dan Zona Euro menunjukkan inflasi tetap tinggi di kedua kawasan, kemungkinan akan meningkatkan lebih banyak kenaikan suku bunga oleh bank sentral masing-masing. Kendati demikan menurut Ibrahim, ini juga berpotensi membebani harga emas.
"Tapi harga logam kuning naik di sesi baru-baru ini di tengah meningkatnya kekhawatiran akan resesi global, terutama karena lebih banyak negara memperketat kebijakan untuk mengekang inflasi yang tinggi. Ini juga melihat emas membentuk level support yang kuat di USD1.900 per ounce," tandasnya.
Ibrahim memprediksi untuk perdagangan besok, Jumat (20/1) harga emas dunia akan di perdagangkan melemah di rentang USD1.888 per troy ounce – USD1.927 per troy ounce. (NIA)