Kendati demikian, Ibrahim menilai, kenaikan harga emas pada minggu ini cukup melambat karena investor menunggu lebih banyak isyarat tentang ekonomi Amerika Serikat (AS) dari pembicara Federal Reserve dan data inflasi indeks harga konsumen utama yang akan dirilis pada hari Kamis.
"Di sisi lain, saat ini momen yang tepat untuk fokus pada data indeks harga konsumen (IHK) AS yang diharapkan menunjukkan penurunan inflasi pada Desember dibandingkan bulan sebelumnya. Data tersebut juga muncul setelah laporan nonfarm payrolls bulan Desember, yang menunjukkan bahwa aktivitas pasar tenaga kerja sedang mendingin," kata dia.
Meredanya inflasi dan mendinginnya aktivitas pasar tenaga kerja mendorong peningkatan ekspektasi bahwa Fed akan memperlambat laju kenaikan suku bunganya tahun ini, setelah serangkaian kenaikan tajam pada tahun 2022.
"Skenario ini menghadirkan prospek positif untuk pasar logam, yang terpukul pada tahun 2022 karena kenaikan suku bunga. mendorong biaya peluang aset yang tidak menghasilkan," tandasnya.
Lebih lanjut, dia memprediksi harga emas dunia untuk perdagangan besok, Kamis (12/1), akan di perdagangkan menguat di rentang USD 1863,20 – USD 1895,10 per troyounce.
(FRI)