Emas telah melonjak hampir 27 persen tahun ini, mencapai rekor tertinggi di USD2.790,15 pada 31 Oktober, seiring investor memburu logam kuning tersebut di tengah ketidakpastian geopolitik dan pemotongan suku bunga AS.
Antisipasi terhadap perubahan besar kebijakan AS pada 2025, termasuk potensi tarif, deregulasi, dan perubahan pajak, semakin meningkat seiring persiapan Trump untuk menjabat pada Januari mendatang.
Awal bulan ini, Ketua The Fed Jerome Powell mengisyaratkan sikap hati-hati terhadap pemotongan suku bunga lebih lanjut setelah memberikan penurunan seperempat poin, sejalan dengan ekspektasi pasar.
Berbagai data ekonomi AS yang akan dirilis pekan depan, termasuk angka lowongan kerja, laporan ketenagakerjaan ADP, risalah FOMC Desember, dan laporan ketenagakerjaan AS, akan menjadi acuan untuk mengukur kondisi ekonomi.
Emas dikenal sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakstabilan. Namun, suku bunga tinggi mengurangi daya tarik aset ini yang tidak memberikan hasil imbal. (Aldo Fernando)