Hal ini menambah volatilitas di pasar. Namun, analis Mizuho Securities USA Robert Yawger, dilansir dari Dow Jones Newswires, menyebut dalam catatannya bahwa arus masuk ke emas sebagai aset lindung nilai telah mulai berkurang.
"Kita sudah mencetak rekor demi rekor, dan sekarang pasar tengah mengonsolidasikan kenaikan tersebut, didukung oleh penguatan dolar AS," kata kepala strategi komoditas di TD Securities, Bart Melek.
Sebagai aset lindung nilai terhadap ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, emas telah mencapai 16 rekor tertinggi 2025, dengan puncaknya di USD3.057,21 pekan lalu.
Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) naik 0,2 persen, mencapai level tertinggi dalam lebih dari dua pekan, membuat emas yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih mahal bagi pembeli luar negeri.
Pada Jumat lalu, Trump memberi sinyal bahwa masih ada fleksibilitas dalam penerapan tarif timbal balik yang akan berlaku mulai 2 April, yang diperkirakan dapat meningkatkan inflasi dan menghambat pertumbuhan ekonomi.