Memanasnya tensi antara dua ekonomi terbesar dunia itu memperburuk sentimen pasar secara luas dan mendorong arus investasi ke aset aman seperti emas. Di sisi lain, dolar AS terpantau melemah terhadap mata uang utama lainnya dan mendekati posisi terendah tiga tahun yang tercapai pekan lalu, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang non-dolar.
Sepanjang 2025, harga emas telah naik hampir USD700, didukung oleh ketegangan dagang, ekspektasi pemangkasan suku bunga, dan pembelian besar-besaran dari bank sentral.
“Kenaikan ini memang agak tidak terkendali, sehingga berisiko mengalami koreksi. Namun selama setahun terakhir, koreksi cenderung dangkal karena ada permintaan kuat yang siap masuk saat harga melemah,” ujar Kepala Strategi Komoditas Saxo Bank Ole Hansen.
Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell menyatakan, pertumbuhan ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda melambat, dengan konsumsi rumah tangga yang hanya tumbuh moderat, lonjakan impor menjelang pemberlakuan tarif baru yang diperkirakan menekan estimasi PDB, serta memburuknya sentimen pasar. (Aldo Fernando)