Sementara, harga tembaga sempat menembus harga di atas USD10.000 per ton. Reli tembaga sempat dipicu kekhawatiran trader yang mempertimbangkan kenaikan tajam persediaan global dan lemahnya data lapangan kerja Amerika Serikat (AS) yang memperkuat spekulasi bahwa bank sentral AS akan memangkas suku bunga tahun ini.
Di lain pihak, harga timah juga terkoreksi 1,71 persen di level USD32.794 per ton di bursa LME.
Harga timah berjangka juga menjauh dari level USD34.470 per ton yang sempat diraih pada 20 Mei lalu dan mengikuti kemunduran tajam harga logam-logam dasar utama karena dolar AS yang sempat menguat dan permintaan China yang diproyeksi melemah mengimbangi kekhawatiran pasokan.
PMI manufaktur resmi China juga mencerminkan perlambatan tak terduga dalam sektor manufaktur di negara tersebut pada Mei karena permintaan luar negeri terhadap barang-barang manufaktur tidak dapat mengimbangi melemahnya permintaan dalam negeri.
Hal ini diperparah oleh buruknya pertumbuhan impor dan tajamnya deflasi produsen pada periode tersebut.