sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga Minyak Anjlok, Wall Street Ditutup Melonjak Tinggi

Market news editor Anggie Ariesta
20/04/2022 08:00 WIB
Bursa Saham AS atau Wall Street ditutup melonjak pada perdagangan Selasa (19/4/2022) waktu setempat, sementara harga minyak mentah anjlok cukup dalam.
Harga Minyak Anjlok, Wall Street Ditutup Melonjak Tinggi (FOTO: MNC Media)
Harga Minyak Anjlok, Wall Street Ditutup Melonjak Tinggi (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Bursa Saham AS atau Wall Street ditutup melonjak pada perdagangan Selasa (19/4/2022) waktu setempat, didukung oleh raihan pendapatan atau laba perusahaan yang lebih kuat. Sementara harga minyak mentah anjlok cukup dalam hingga 5 persen lebih.

Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average naik 1,45 persen, S&P 500 menguat 1,61 persen dan Nasdaq Composite melonjak 2,15 persen.

Nasdaq yang sarat teknologi memimpin kenaikan di pasar AS, karena banyak perusahaan mulai melaporkan pendapatan yang lebih kuat dari yang diharapkan. Laporan tersebut membantu investor mengabaikan peringatan dari peramal global tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi, yang membebani sektor lain seperti obligasi dan minyak.

Menurut data Revinitiv, dari 49 perusahaan di S&P 500 yang telah melaporkan pendapatan kuartalan pada hari Selasa, hampir 80 persen telah melampaui perkiraan laba.

Indeks ekuitas dunia MSCI, yang melacak saham di 45 negara, naik 0,81 persen. Lonjakan itu terjadi bahkan ketika badan-badan ekonomi global mulai mengudarakan peringatan tentang pertumbuhan ekonomi.

Baik Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional memangkas prospek ekonomi global mereka untuk tahun 2022 hampir satu poin persentase penuh, mengutip gejolak yang berasal dari invasi Rusia ke Ukraina dan pertempuran sengit melawan inflasi di seluruh dunia.

Pertempuran saat ini oleh bank sentral di seluruh dunia untuk mengekang inflasi terus mendorong pasar obligasi, di mana imbal hasil Treasury AS terus bergerak ke atas.

Federal Reserve tampaknya akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin ketika bertemu bulan depan dan kenaikan 75 basis poin belum dikesampingkan karena pejabat Fed berjuang untuk mengurangi inflasi.

St Louis Federal Reserve Presiden James Bullard mengulangi kasusnya untuk menaikkan suku menjadi 3,5 persen pada akhir tahun pada hari Senin, menambahkan kenaikan 75 basis poin tidak boleh diabaikan, meskipun ini bukan kasus dasarnya.

"Ada spekulasi yang berkembang bahwa Federal Reserve akan meningkatkan tingkat pengetatan kebijakan moneternya," kata David Madden, analis pasar di Equiti Capital.

"Imbal hasil obligasi AS bergerak lebih tinggi pada tingkat yang cepat," imbuhnya.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement