sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga Minyak Brent Tembus USD91 per Barel, Saham MEDC Cs Melesat

Market news editor Maulina Ulfa - Riset
12/09/2023 17:51 WIB
Minyak mentah berjangka Brent masih menguat di atas USD90 per barel pada perdagangan Selasa (12/9/2023).
Harga Minyak Brent Tembus USD91 per Barel, Saham MEDC Cs Melesat. (Foto: MNC Media)
Harga Minyak Brent Tembus USD91 per Barel, Saham MEDC Cs Melesat. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Minyak mentah berjangka Brent masih menguat di atas USD90 per barel pada perdagangan Selasa (12/9/2023).

Harga Brent naik 0,58 persen di level USD91,17 per barel. Sementara harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 0,76 persen di level USD87,95 per barel pada pukul 16.10 WIB.

Pergerakan harga minyak bertahan di dekat level tertinggi sepuluh bulan karena investor dengan hati-hati menunggu laporan ekonomi utama untuk mendapatkan gambaran terbaru mengenai pasar minyak.

Pasar tengah menantikan laporan bulanan OPEC dan Energy Information Administration (EIA) Amerika Serikat (AS) pada hari ini. Para investor juga menantikan serangkaian data makroekonomi akhir pekan ini yang dapat memberikan sinyal apakah AS dan Eropa akan terus menaikkan suku bunga.

Sementara itu, harga minyak masih ditopang kebijakan pengurangan pasokan dari negara-negara OPEC+, Arab Saudi dan Rusia, serta membaiknya prospek ekonomi di dua konsumen minyak terbesar dunia, AS dan China.

Sejumlah saham migas Tanah Air juga menghijau pada penutupan perdagangan hari ini. Saham Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) meroket 10,33 persen pada penutupan perdagangan hari ini. Saham Elnusa Tbk (ELSA) juga menguat 1,44 persen dan saham Apexindo Pratama Duta (APEX) naik 4,07 persen. Rukun Raharja Tbk (RAJA) juga menguat 2,17 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)

Kabar terbaru, MEDC mengumumkan mendapatkan persetujuan bersyarat dari Energy Market Authority (EMA) Singapura atas proyek pembangkit tenaga surya berkapasitas 600 MW.

Kesepakatan ini terjadi melalui anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya, yakni Medco Power Global beserta mitra konsorsiumnya PacificLight Renewables Pte Ltd dan Gallant Venture Ltd pada Jumat, 8 September 2023 lalu.

Proyek ini akan memasang lebih dari 2.000MW panel tenaga surya Photovoltaic (PV) dan 500MW kapasitas penyimpanan baterai yang diharapkan akan selesai pada 2028.

Proyek ini diproyeksi akan berperan penting dalam transisi energi Singapura menuju masa depan rendah karbon. Proyek ini juga disebut berkontribusi terhadap pengembangan sektor energi terbarukan di Indonesia melalui investasi oleh produsen panel tenaga surya PV dan BESS internasional.

Di bursa global, saham emiten minyak justru memerah di tengah optimisme pasar minyak yang masih dalam tren bullish.

Di bursa London, saham raksasa minyak Shell Plc. turun 0,06 persen diikuti saham BP Plc yang turun 0,48 persen pada pukul 16.10 WIB. Di bursa New York, saham Chevron turun 2,06 persen dan saham ExxonMobil turun 1,26 persen pada perdagangan Senin (11/9).

Chevron kini tengah menghadapi pemogokan karyawan yang terjadi di Australia. Perselisihan ini bermulai dari tuntutan pekerja perihal gaji dan kondisi kerja.

Merespon hal ini, perusahaan dilaporkan akan menghentikan produksi di dua fasilitas eksplorasi gas alam cair (LNG) utama di Australia. Penghentian produksi akan dilakukan di ladang gas Gorgon dan ladang gas Wheatstone.

Kedua fasilitas ini dimiliki dan dioperasikan oleh Chevron dan menyumbang lebih dari 5 persen kapasitas LNG global.

Penghentian produksi di fasilitas ini telah memicu kekhawatiran terkait berkurangnya pasokan LNG global dan telah mendorong kenaikan harga di pasar gas alam.

Chevron adalah salah satu saham ‘kesayangan’ raja investor Warren Buffett. Namun, melalui perusahaan investasi miliknya Berkshire Hathaway, Buffett memangkas kepemilikan Chevron sebesar 7 persen pada kuartal kedua tahun ini setelah memangkas kepemilikannya sebesar 20,8 persen pada periode antara 31 Desember 2022 hingga 31 Maret 2023.

Saham raksasa minyak milik Arab Saudi, Aramco, juga turun 0,74 persen pada perdagangan hari ini.

Diketahui Arab Saudi masih mempertahankan kebijakan pemotongan produksi selama beberapa bulan ke depan demi menjaga harga minyak tetap stabil di tahun ini. (ADF)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement