Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan bahwa negaranya berisiko kehilangan martabat dan kebebasan, atau dukungan Washington, jika menerima proposal damai versi AS. Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengatakan Kyiv seharusnya menerima rencana tersebut dalam waktu satu pekan.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa usulan AS dapat menjadi dasar resolusi, tetapi apabila Kyiv menolak, pasukan Rusia akan melanjutkan serangan lebih jauh.
Jika tercapai, kesepakatan damai berpotensi membuka ruang bagi Rusia untuk meningkatkan ekspor bahan bakar. Data energi AS mencatat Rusia sebagai produsen minyak mentah terbesar kedua setelah AS pada 2024.
“Dengan kabar negosiasi muncul tepat ketika sanksi AS terhadap dua perusahaan minyak terbesar Rusia mulai berlaku, pasar minyak melihat sedikit meredanya risiko gangguan pasokan,” ujar Managing Director di Deutsche Bank, Jim Reid, dikutip Reuters.
Meski demikian, peluang tercapainya kesepakatan masih belum pasti. Analis ANZ menilai, kesepakatan masih jauh karena Kyiv berulang kali menolak tuntutan Moskow yang dianggap tidak dapat diterima.