Permintaan dari China, importir terbesar dunia, tetap lemah karena ekonominya berjuang dengan krisis utang di sektor properti, lemahnya belanja konsumen, dan tingginya pengangguran kaum muda.
Bloomberg News melaporkan pada Selasa, badan perencanaan ekonomi China mengatakan pihaknya yakin dapat mencapai target pertumbuhan 5 persen untuk produk domestik bruto (PDB) tahun ini.
Namun, mereka menolak untuk menawarkan langkah stimulus lebih lanjut meskipun ada desakan dari bank investasi besar untuk pengeluaran tambahan hingga CNY3 triliun. (Aldo Fernando)