IDXChannel - Harga minyak turun pada Selasa (19/8/2025) setelah pelaku pasar menilai adanya pembicaraan mengenai kemungkinan kesepakatan untuk mengakhiri atau melegitimasi invasi Rusia ke Ukraina.
Kesepakatan tersebut dinilai bisa membuka jalan bagi pelonggaran sanksi terhadap minyak mentah Rusia, sehingga meningkatkan pasokan global.
Kontrak berjangka (futures) minyak Brent ditutup di USD65,79 per barel, jatuh 1,22 persen. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman September, yang akan jatuh tempo pada Rabu, berakhir di USD62,35 per barel, merosot 1,69 persen.
“Bahkan dengan potensi dividen perdamaian ini, posisi short masih berada di level rekor,” ujar Analis Senior Price Futures Group, Phil Flynn, dikutip Reuters.
“Karena besarnya posisi short, banyak yang bertaruh pada tercapainya gencatan senjata. Jika tidak terjadi, harga bisa memantul naik,” imbuh Flynn.
Setelah pertemuan di Gedung Putih pada Senin dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan para sekutu Eropa, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan lewat media sosial bahwa ia telah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Trump mengatakan sedang disiapkan pertemuan antara Putin dan Zelensky, yang bisa berkembang menjadi pertemuan tiga pihak.
Analis energi DBS Bank, Suvro Sarkar, menilai sikap Trump yang melunak terkait sanksi sekunder terhadap importir minyak Rusia telah menurunkan risiko gangguan pasokan global, sekaligus sedikit meredakan ketegangan geopolitik.
Sementara itu, kilang-kilang di China membeli 15 kargo minyak Rusia untuk pengiriman Oktober dan November, setelah permintaan dari India terhadap ekspor Moskow menurun, menurut dua analis dan seorang trader pada Selasa.
Zelensky menggambarkan pembicaraannya dengan Trump sebagai ‘sangat baik’ dan menyinggung soal kemungkinan jaminan keamanan dari AS untuk Ukraina. Trump mengonfirmasi rencana dukungan tersebut, meski belum jelas seberapa besar bentuknya.
Trump mendorong agar perang paling mematikan di Eropa dalam 80 tahun terakhir segera berakhir. Namun, Kyiv dan sekutunya khawatir ia bisa memaksakan kesepakatan dengan syarat-syarat yang menguntungkan Rusia.
“Kondisi yang dapat meredakan ketegangan dan menghapus ancaman tarif atau sanksi sekunder bisa membuat harga minyak bergerak turun menuju target rata-rata kami USD58 per barel pada kuartal IV-2025 hingga kuartal I-2026,” demikian kata Kepala Strategi Komoditas TD Securities, Bart Melek. (Aldo Fernando)