"Jika ... pergerakan pasukan terjadi, minyak mentah Brent tidak akan mengalami kesulitan melanjutkan reli di atas level USD100," kata Analis OANDA Edward Moya dalam sebuah catatan, dilansir Reuters, Senin (14/2/2022).
Badan Energi Internasional (IEA) sebelumnya mengatakan terdapat kesenjangan antara produksi OPEC+ dan targetnya yang melebar menjadi 900.000 barel per hari pada Januari.
"Kami mencatat tanda-tanda kesulitan di seluruh kelompok produsen, tujuh anggota OPEC-10 gagal memenuhi kenaikan kuota di bulan itu, dengan kekurangan terbesar ditunjukkan oleh Irak," kata Analis JP Morgan dalam catatannya.
Dengan demikian, JP Morgan memprediksi ada kemungkinan harga minyak akan melampaui ke USD125 per barel.
"Harga minyak akan tetap sangat fluktuatif dan sensitif terhadap pembaruan tambahan mengenai situasi Ukraina," lanjutnya.