“Tindakan menentang ini mengarah pada ketidakseimbangan pasokan minyak yang lebih longgar. Lebih penting lagi, ini menunjukkan bahwa Kazakhstan secara de facto tidak lagi mengikuti peran sebagai anggota OPEC+, meskipun secara resmi masih tergabung dalam aliansi,” kata PVM Oil Associates.
“Jika digabung dengan kabar mengejutkan dari OPEC+ yang sedang mempertimbangkan untuk mempercepat kenaikan produksi di bulan Juni, kekhawatiran soal kohesi internal kelompok ini makin membesar. Implikasinya bisa berupa kepatuhan kuota yang longgar di seluruh aliansi, atau bahkan perang pasokan antaranggota,” ujarnya.
Pernyataan yang saling bertentangan antara Washington dan Beijing mengenai negosiasi tarif turut memperbesar volatilitas pasar, meski ada indikasi bahwa China dapat melonggarkan sebagian bea masuk untuk barang asal AS.
Ketegangan geopolitik juga meningkat setelah AS menjatuhkan sanksi baru terhadap tokoh penting Iran yang terlibat dalam pengiriman minyak mentah dan LPG.
Menurut Peperstone, harga minyak ditutup melemah secara mingguan karena kekhawatiran soal kelebihan pasokan dan perpecahan di internal OPEC+ menutupi sinyal membaiknya hubungan dagang, terutama antara AS dan China.