Sebagai tanggapan, Trump meningkatkan tarif terhadap barang-barang China, tetapi menunda penerapan tarif bagi negara-negara yang tidak memberlakukan tarif balasan.
Menurut catatan analis Ritterbusch, dikutip Dow Jones Newswires, Rabu (9/4), perang tarif antara AS dan China menjadi faktor utama yang membayangi pasar.
“Faktor permintaan minyak dari China dapat menghambat sektor energi untuk sepenuhnya menikmati peningkatan selera risiko global dalam waktu dekat,” demikian tulis analis firma tersebut.
“Kami tidak mengharapkan volatilitas harga ekstrem ini mereda dalam waktu dekat.”
Kenaikan harga minyak juga didorong oleh penutupan pipa Keystone milik South Bow (SOBO) yang berkapasitas 591.000 barel per hari akibat kebocoran di North Dakota, yang berimbas pada pasokan minyak Kanada ke kilang-kilang AS.