“Kami akan melakukan apapun yang diperlukan untuk membawa stabilitas ke pasar," ujar Menteri Energi Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman, dilansir dari Bloomberg pada Senin (5/6/2023).
Langkah ini dilakukan oleh Arab Saudi setelah harga minyak yang terpukul oleh prospek ekonomi yang lebih lemah, terutama di China. Langkah ini dinilai perlu dilakukan karena negara OPEC+ lainnya tidak menawarkan tindakan tambahan untuk menopang pasar saat ini, tetapi berjanji untuk mempertahankan pemotongan yang ada hingga akhir 2024.
Upaya Saudi untuk memangkas produksi dan meningkatkan harga ekspor terpentingnya membutuhkan pengorbanan pangsa pasar lebih lanjut. Pasalnya, permintaan minyak global diperkirakan akan mencapai rekor tertinggi tahun ini.
Tetapi pemotongan tambahan yang diumumkan pada hari Minggu akan membawa produksi Saudi menjadi sekitar 9 juta barel per hari pada bulan Juli, terendah sejak Juni 2021 ketika produksi masih pulih dari kedalaman wabah pandemi Covid-19.
(FRI)