Dari kiblat pasar keuangan dunia, bursa saham Amerika Serikat (AS) alias Wall Street ditutup dengan catatan suram pada Selasa, seiring Nasdaq turun lebih dari 1 persen, setelah aksi Iran yang meluncurkan serangan rudal balistik ke Israel.
"Pasar bereaksi dengan pola yang bisa diprediksi. Menjelang dan selama pecahnya perang atau krisis geopolitik, indeks utama cenderung anjlok rata-rata 5 persen hingga 7 persen," kata Lou Basenese, presiden dan kepala strategi pasar di MDB Capital.
"Tekanan jual biasanya berlangsung sekitar dua pekan. Namun, dalam dua minggu berikutnya, pasar biasanya pulih. Jadi, perdagangan di tengah ketakutan atau krisis adalah langkah yang sangat berisiko," ujarnya. (Aldo Fernando)