Tarif tambahan dijadwalkan berlaku pada 2 April, yang oleh Trump disebut sebagai "Hari Pembebasan."
"Tidak ada gunanya menyimak spekulasi sebelum 2 April. Satu-satunya pilihan adalah menunggu hingga pembatasan perdagangan benar-benar diterapkan. Bahkan setelah itu, sulit bagi pasar untuk percaya bahwa keputusan ini akan bertahan lama," demikian mengutip analisis PVM Oil Associates.
Meskipun demikian, minyak masih mencatat kenaikan mingguan ketiga, dengan Brent naik 1,44 persen dan WTI menguat 0,99 persen dalam sepekan.
Beberapa kebijakan Trump justru mendukung harga minyak setelah pemerintah AS memberlakukan sanksi terhadap pembeli minyak Iran dan Venezuela.
Pemerintah AS juga menjatuhkan sanksi kepada kilang China yang mengimpor minyak Iran serta mengancam akan mengenakan tarif 25 persen terhadap negara yang membeli minyak dari Venezuela.