Data stok minyak mentah AS menunjukkan penurunan sebesar 3,3 juta barel, menandakan permintaan tetap kuat.
"Kami mendekati wilayah overbought secara teknikal. Namun, jika harga ditutup di atas rata-rata pergerakan jangka panjang secara berturut-turut, ada peluang kenaikan lebih lanjut pada kuartal kedua," kata analis StoneX, Alex Hodes, dalam catatannya.
Kuartal II-2025, ujar Hodes, diperkirakan lebih ketat dari perkiraan awal, dan jika ekspor minyak Iran atau Venezuela berkurang, itu akan menjadi sentimen bullish bagi pasar.
Sementara itu, tarif AS terhadap minyak Venezuela diperkirakan memperburuk penurunan produksi negara tersebut, sementara tekanan terhadap Iran semakin memperketat pasokan global. Pasar kini mencermati risiko geopolitik ini dan dampaknya terhadap harga minyak. (Aldo Fernando)