Menurut analis JPMorgan dalam catatan mereka, kondisi ini kemungkinan memicu penyesuaian harga agar dapat memacu respons dari sisi pasokan dan mengembalikan keseimbangan pasar. Mereka menambahkan bahwa harga minyak diperkirakan tetap berada dalam kisaran saat ini sebelum perlahan turun ke level tinggi USD50-an pada akhir tahun.
Analis senior di Price Futures Group, Phil Flynn, mengatakan sebuah unggahan Presiden AS Donald Trump di Truth Social yang terkesan mengancam perubahan tarif baru untuk impor dari China juga menekan harga minyak.
"Pesan Trump di Truth Social soal China yang dinilai gagal mematuhi kesepakatan tarif, ditambah laporan Reuters, menjadi faktor yang menekan harga," ujar Flynn.
Tarif yang diberlakukan Trump diperkirakan tetap berlaku setelah pengadilan banding federal AS pada Kamis memulihkan tarif tersebut sementara waktu, membatalkan putusan pengadilan perdagangan sehari sebelumnya yang memerintahkan penghentian segera.
Sementara itu, perusahaan jasa energi Baker Hughes dalam laporan terbarunya pada Jumat menyebutkan bahwa perusahaan energi AS memangkas jumlah rig pengeboran minyak dan gas untuk pekan kelima berturut-turut, menjadi yang terendah sejak November 2021. Ini adalah kali pertama sejak September 2023 rig turun selama lima pekan berturut-turut.