sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga Minyak Merosot Pekan Ini, Pasar Cermati Langkah OPEC+

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
01/06/2025 11:15 WIB
Harga minyak mentah turun pada Jumat (30/5/2025) lalu seiring para pelaku mencermati keputusan OPEC+ soal produksi minyak pada Juli.
Harga Minyak Merosot Pekan Ini, Pasar Cermati Langkah OPEC+. (Foto: Freepik)
Harga Minyak Merosot Pekan Ini, Pasar Cermati Langkah OPEC+. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak mentah turun pada Jumat (30/5/2025) lalu seiring para pelaku mencermati keputusan OPEC+ soal produksi minyak pada Juli.

Minyak mentah Brent berjangka ditutup turun 25 sen, atau 0,39 persen, menjadi USD63,90 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga berakhir turun 15 sen, atau 0,25 persen, menjadi USD60,79 per barel, setelah sempat merosot lebih dari USD1 per barel.

Kontrak Brent untuk Juli akan berakhir pada Jumat. Kontrak Agustus yang lebih likuid turun 71 sen, atau 1,12 persen, menjadi USD62,64 per barel. Dengan level harga tersebut, kontrak acuan untuk bulan depan diperkirakan mencatat kerugian mingguan lebih dari 1 persen.

Harga minyak sempat berada di wilayah negatif setelah Reuters melaporkan, OPEC+ mungkin membahas peningkatan produksi pada Juli yang lebih besar daripada tambahan 411.000 barel per hari (bpd) yang sudah diputuskan untuk Mei dan Juni.

“Apa yang direncanakan OPEC+ sepertinya tidak terlalu mendukung pasar minyak,” ujar Matt Smith, analis utama Kpler untuk kawasan Amerika.

Kabar terbaru, OPEC+, tetap berpegang pada keputusannya pada Sabtu (31/5) dengan menambah produksi sebesar 411.000 barel per hari untuk Juli, sebagai upaya untuk merebut kembali pangsa pasar dan memberi sanksi kepada negara-negara anggota yang memproduksi berlebih.

Setelah bertahun-tahun memangkas produksi – lebih dari 5 juta barel per hari atau setara 5 persen dari permintaan global – delapan negara OPEC+ mulai meningkatkan produksi secara moderat pada April lalu, sebelum melipatgandakan kenaikan itu untuk Mei, Juni, dan sekarang Juli.

Mereka terus menambah pasokan meski langkah ini membebani harga minyak mentah, karena dua pemimpin kelompok ini, Arab Saudi dan Rusia, berusaha merebut kembali pangsa pasar sekaligus menghukum sekutu mereka yang berproduksi melebihi kuota, seperti Irak dan Kazakhstan.

“Keputusan hari ini [Sabtu] menunjukkan bahwa pangsa pasar menjadi prioritas utama. Jika harga tidak bisa memberi pendapatan yang diinginkan, mereka berharap volume produksi bisa mencapainya,” kata analis Onyx Capital Group, Harry Tchilinguirian.

Rencana OPEC+ menaikkan produksi muncul saat surplus global telah melebar menjadi 2,2 juta bpd.

Menurut analis JPMorgan dalam catatan mereka, kondisi ini kemungkinan memicu penyesuaian harga agar dapat memacu respons dari sisi pasokan dan mengembalikan keseimbangan pasar. Mereka menambahkan bahwa harga minyak diperkirakan tetap berada dalam kisaran saat ini sebelum perlahan turun ke level tinggi USD50-an pada akhir tahun.

Analis senior di Price Futures Group, Phil Flynn, mengatakan sebuah unggahan Presiden AS Donald Trump di Truth Social yang terkesan mengancam perubahan tarif baru untuk impor dari China juga menekan harga minyak.

"Pesan Trump di Truth Social soal China yang dinilai gagal mematuhi kesepakatan tarif, ditambah laporan Reuters, menjadi faktor yang menekan harga," ujar Flynn.

Tarif yang diberlakukan Trump diperkirakan tetap berlaku setelah pengadilan banding federal AS pada Kamis memulihkan tarif tersebut sementara waktu, membatalkan putusan pengadilan perdagangan sehari sebelumnya yang memerintahkan penghentian segera.

Sementara itu, perusahaan jasa energi Baker Hughes dalam laporan terbarunya pada Jumat menyebutkan bahwa perusahaan energi AS memangkas jumlah rig pengeboran minyak dan gas untuk pekan kelima berturut-turut, menjadi yang terendah sejak November 2021. Ini adalah kali pertama sejak September 2023 rig turun selama lima pekan berturut-turut.

Baker Hughes mengatakan jumlah rig pekan ini turun 37 unit, atau 6 persen, dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Rig minyak turun empat unit menjadi 461, terendah sejak November 2021, sementara rig gas naik satu menjadi 99 unit. (Aldo Fernando)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement