sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga Minyak Naik hingga USD4 Ditopang Rencana OPEC+ Pangkas Produksi

Market news editor Febrina Ratna
04/10/2022 07:42 WIB
Harga minyak sempat melonjak hingga USD4 per barel pada Senin (3/7/202) karena OPEC+ berencana memangkas produksi lebih dari 1 juta barel per hari.
Harga Minyak Naik hingga USD4 Ditopang Rencana OPEC+ Pangkas Produksi. (Foto: MNC Media)
Harga Minyak Naik hingga USD4 Ditopang Rencana OPEC+ Pangkas Produksi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Harga minyak sempat melonjak hingga USD4 per barel pada Senin (3/7/202). Itu karena OPEC+ mempertimbangkan untuk mengurangi produksi lebih dari 1 juta barel per hari (bph) untuk menopang harga.

Dilansir dari Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember naik USD3,72 atau 4,4% menjadi USD88,86 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate AS naik USD4,14, atau 5,2% menjadi USD83,63 per barel.

Sementara itu, data Bloomberg pda Selasa (4/10/2022) pukul 7.15 WIB menunjukkan harga minyak WTI untuk pengiriman November 2022 turun 0,17% namun tetap di level tinggi yaitu USD83,49 per barel, sedangkan Brent untuk kontrak Desember 2022 naik 0,06% menjadi USD88,91 per barel.

Harga minyak telah turun selama empat bulan berturut-turut sejak Juni lalu. Salah satunya dipengaruhi kebijakan Covid-19 China yang ketat. Padahal, negara tersebut merupakan konsumen utama minyak secara global.

Di sisi lain, kenaikan suku bunga dan dolar AS yang melonjak membebani pasar keuangan global. Hal itu mendorong OPEC+ mempertimbangkan pengurangan produksi lebih dari 1 juta barel per hari menjelang pertemuan hari Rabu, sumber OPEC+ mengatakan kepada Reuters.

Angka itu tidak termasuk pemotongan sukarela tambahan oleh anggota individu, satu sumber OPEC menambahkan. Sebagian besar pedagang mengharapkan pemotongan sekitar 50.000 barel per hari, kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial.

Jika setuju, ini akan menjadi pemotongan bulanan kedua berturut-turut grup setelah mengurangi produksi sebesar 100.000 bph bulan lalu, dan pemotongan terbesar sejak dimulainya pandemi COVID-19.

"Setelah satu tahun menoleransi harga yang sangat tinggi, target yang meleset, dan pasar yang sangat ketat, aliansi (OPEC+) tampaknya tidak ragu-ragu untuk bertindak cepat guna mendukung harga di tengah memburuknya prospek ekonomi," kata analis pasar Oanda, Craig Erlam dilansir dari Reuters, Selasa (4/10/2022).

OPEC+ meleset dari target produksinya hampir 3 juta barel per hari pada Juli, dua sumber dari kelompok produsen mengatakan, karena sanksi terhadap beberapa anggota dan investasi yang rendah oleh yang lain menghalangi kemampuannya untuk meningkatkan produksi.

Stok minyak mentah AS diperkirakan telah meningkat sekitar 2 juta minggu lalu, jajak pendapat awal Reuters menunjukkan pada hari Senin. Persediaan di pusat penyimpanan Cushing, Oklahoma, yang dibangun dengan kapasitas 730.297 barel menjadi 29,6 juta barel, menurut sumber pasar, mengutip data Genscape.

Sementara itu, harga Brent yang cepat dapat menguat dalam jangka pendek karena kekhawatiran tentang resesi global kemungkinan akan membatasi sisi atas, kata konsultan FGE.

"Jika OPEC+ memutuskan untuk memangkas produksi dalam waktu dekat, peningkatan yang dihasilkan dalam kapasitas cadangan OPEC+ kemungkinan akan memberikan lebih banyak tekanan ke bawah pada harga lama," katanya dalam sebuah catatan pada hari Jumat.

Indeks dolar turun untuk hari keempat berturut-turut pada hari Senin setelah menyentuh level tertinggi dalam dua dekade. Dolar yang lebih murah dapat meningkatkan permintaan minyak dan mendukung harga.

Goldman Sachs mengatakan pihaknya yakin pemotongan pasokan OPEC+ dapat membantu memperbaiki eksodus besar investor minyak yang telah membuat harga di bawah kinerja fundamental.

(FRI)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement