Ini terjadi di tengah pasokan minyak mentah global yang lebih ketat, karena dampak dari pengurangan produksi baru-baru ini oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Rusia yang mulai terasa.
Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho Bank, mengatakan pergerakan di atas rata-rata harga minyak dalam 200 hari umumnya menghentikan para short seller yang selama ini memanikan pergerakan harga.
“Kenaikan harga minyak telah mencerminkan ketatnya pasokan akibat dampak pengurangan produksi minyak Saudi yang berdampak pada pasar, bahkan ketika permintaan musim panas agak lebih kuat untuk bensin dan bahan bakar jet," kata Citi Research dalam sebuah catatan dikutip Reuters, Senin (24/7/2023).
Permintaan yang kuat dan kekhawatiran tentang masalah pasokan mendorong bensin berjangka AS juga naik ke level tertinggi sejak Oktober 2022.
"Reli minyak mentah sangat mengesankan karena terjadi karena Eropa terlihat sangat lemah saat ini, AS melambat, dan Politbiro China diperkirakan tidak akan mengungkap stimulus besar minggu ini," kata Edward Moya, analis pasar senior di perusahaan data dan analitik OANDA. (ADF)